Hiperemesis Gravidarum
A. PENGERTIAN
Hiperemesis gravidarum
adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu
pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk,karena terjadi
dehidrasi (Mochtar,1998).
Hiperemesis gravidarum
adalah keadaan dimana penderita mual dan muntah lebih dari 10 kali dalam 24
jam,sehingga mengganggu kesehatan dan pekerjaan sehari-hari (Arief.B, 2009)
Hiperemesis gravidarum
adalah mual –
muntah berlebihan sehingga menimbulkan gangguan aktivitas sehari – hari dan bahkan membahayakan hidupnya.
(Manuaba, 2001)
B. ETIOLOGI
Penyebab Hiperemesis
gravidarum belum diketahui secara pasti. Beberapa faktor predisposisi yang
ditemukan :
1.
Sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda hal
ini menimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan, karena pada kedua
keadaan tersebut hormon Khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan
2.
Faktor organik,karena masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan
perubahan metabolik akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu
tehadap perubahan ini.Alergi juga disebut sebagai salah satu faktor organik
karena sebagai salah satu respon dari jaringan.ibu terhadap anak
3.
Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini walaupun
hubungannya dengan terjadinya hiperemesis gravidarum belum diketahui dengan
pasti,takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab
sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan
muntah. Tidak jarang dengan memberikan suasana yang baru sudah dapat membantu
mengurangi frekuensi muntah klien
C. PATOFISIOLOGI
Hiperemesis gravidarum
dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk
keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis.
Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan cairan karena muntah menyebabkan
dehidrasi, sehmgga cairan ekstraselurer dan plasma berkurang. Natrium dan
klorida darah turun, demikian pula klorida air kemih. Selain itu dehidrasi
menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal
ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan berkurang pula dan
tertimbunlah zat metabolik yang toksik. Kekurangan Kalium sebagai akibat dari
muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal, bertambahnya frekuensi
muntah-muntah yang lebih banyak, dapat merusak hati
D. KLASIFIKASI
Hiperemesis gravidarum, menurut berat
ringannya gejala dapat dibagi dalam 3 (tiga) tingkatan yaitu :
1. Tingkat I
a. Muntah terus menerus sehingga menimbulkan
:
1) Dehidrasi : turgor
kulit turun
2) Nafsu makan berkurang
3) Berat badan turun
4) Mata cekung dan lidah
kering
b. Epigastrium nyeri karena asam
lambung meningkat dan terjadi regurgitasi ke esofagus
c. Nadi meningkat dan tekanan darah
turun
d. Frekuensi nadi sekitar 100
kali/menit
e. Tampak lemah dan lemas
2. Tingkat II
a. Dehidrasi semakin meningkat
akibatnya :
1) Turgor kulit makin
turun
2) Lidah kering dan
kotor
3) Mata tampak cekung
dan sedikit ikteris
b. Kardiovaskuler
1) Frekuensi nadi
semakin cepat > 100 kali/menit
2) Nadi kecil karena
volume darah turun
3) Suhu badan meningkat
4) Tekanan darah turun
c. Liver
Fungsi hati terganggu
sehingga menimbulkan ikterus
d. Ginjal
Dehidrasi menimbulkan
gangguan fungsi ginjal yang yang menyebabkan :
1) Oliguria
2) Anuria
3) Terdapat timbunan
benda keton aseton.Aseton dapat tercium dalam hawa pernafasan
e. Kadang – kadang muntah bercampur darah akibat
ruptur esofagus dan pecahnya mukosa
lambung
pada sindrom mallory weiss.
3. Tingkat III
a. Keadaan umum lebih parah
b. Muntah berhenti
c. Sindrom mallory weiss
d. Keadaan kesadran makin menurun
hingga mencapai somnollen atau koma
e. Terdapat ensefalopati werniche :
1) Nistagmus
2) Diplopia
3) Gangguan mental
f. Kardiovaskuler
Nadi kecil, tekanan darh
menurun, dan temperatur meningkat
g. Gastrointestinal
1) Ikterus semakin berat
2) Terdapat timbunan
aseton yang makin tinggi dengan bau yang makin tajam
h. Ginjal
Oliguria semakin parah
dan menjadi anuria
E. PENCEGAHAN
Prinsip pencegahan untuk mengobati
emesis agar tidak menjadi hiperemesis adalah :
1.
Penerapan bahwa kehamilan dan persalinan adalah proses fisiologi
2.
Makan sedikit tapi sering dengan (makanan kering)
3.
Hindari makanan berminyak dan berbau
4.
Defekasi teratur
F. PENATALAKSANAAN
1.
Obat-obatan
Sedativa yang sering digunakan adalah
Luminal. Vitamin yang dianjurkan Vitamin B1 dan B6 Keadaan yang lebih berat
diberikan antiemetik sepertiAvopreg,Avomin. Anti histamin ini juga dianjurkan
seperti Dramamin, Avomin. Antasida
2.
Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar
yang tenang tetapi cerah dan peredaran udara yang baik.. Kadang-kadang dengan
isolasi saja gejaia-gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.
3.
Terapi psikologik
Perlu diyakinkan pada penderita bahwa
penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi
pekerjaan yang serta menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya dapat
menjadi latar belakang penyakit ini.
4.
Cairan parenteral
Berikan cairan- parenteral yang cukup
elektrolit, karbohidrat dan protein dengan Glukosa 5% dalam cairan garam
fisiologik sebanyak 2-3 liter per hari. Bila perlu dapat ditambah Kalium dan
vitamin, khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C. Bila ada kekurangan
protein, dapat diberikan pula asam amino secara intra vena.
5.
Penghentian kehamilan
Pada sebagian kecil kasus keadaan
tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan mengadakan pemeriksaan medik dan
psikiatri bila keadaan memburuk. Delirium, kebutaan, tachikardi, ikterus anuria
dan perdarahan merupakan manifestasi komplikasi organik. Dalam keadaan demikian
perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk melakukan
abortus terapeutik sering sulit diambil, oleh karena di satu pihak tidak boleh
dilakukan terlalu cepat, tetapi dilain pihak tak boleh menunggu sampai terjadi
gejala ireversibel pada organ vital.
6. Diet
a. Diet hiperemesis I diberikan pada
hiperemesis tingkat III.
Makanan hanya berupa roti kering dan
buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1 — 2 jam sesudahnya. Makanan ini kurang
dalam semua zat – zat
gizi, kecuali vitamin C, karena itu hanya diberikan selama beberapa
hari.
b. Diet hiperemesis II diberikan bila
rasa mual dan muntah berkurang.
Secara
berangsur mulai diberikan makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman tidak
diberikan bersama makanan . Makanan ini rendah dalam semua zat-zat gizi kecuali
vitamin A dan D.
c. Diet hiperemesis III diberikan
kepada penderita dengan hiperemesis ringan.
Menurut
kesanggupan penderita minuman boleh diberikan bersama makanan. Makanan ini
cukup dalam semua zat gizi kecuali Kalsium.
G. PROGNOSIS
Dengan penanganan yang baik, prognosis sangat memuaskan. Namun, pada tingkat
yang berat dapat menyebabkan kematian ibu dan janin.
H.
KOMPLIKASI
Komplikasi yang terjadi akibat
hiperemesis gravidarum alntara lain:
a.
Komplikasi ringan:
Kehilangan berat badan, dehodrasi,
asidosis dari kekurangan gizi, alkalosis, hipokalemia, kelemahan otot, kelainan
elektrokardiografik, tetani, dan gagguan psikologis.
b.
Komplikasi yang mengancam kehidupan:
Rupture oesophageal berkaitan dengan
muntah yang berat, encephalophaty wernicke’s, mielinolisis pusat pontine, retinal haemorage, kerusakan
ginjal, pneumomediastinum secara spontan, keterlambatan pertumbuhan didalam
kandungan, dan kematian janin.
DAFTAR PUSTAKA
Asrinah, dkk, Asuhan Kebidanan Masa Persalinan, Yogyakarta : Graha ilmu, 2010
Asuhan Persalinan Normal, 2008
Prawirohardjo S, Ilmu Kebidanan, Wiknjosastro
H, Saifuddin A, Rachimhadhi T, penyunting, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo, 2005
Tidak ada komentar:
Posting Komentar